Batu Akik Jungjung Derajat
Batu Akik Jungjung Derajat – , Bengkulu Perkembangan batu akik di Bengkulu mulai mengarah pada permainan motif atau gambar pada batu. Berbagai motif mulai dari kaligrafi, binatang, angka dan simbol banyak dicari oleh para pecinta dan kolektor batu akik.
Motif yang paling banyak dicari saat ini adalah lambang segitiga dan posisi runcing atau biasa disebut dengan Junjung Derajat. Model lain yang juga banyak dicari kolektor adalah nomor 6, 8 dan 9 serta batu bergambar Arwana dan Ikan Mas Koki.
LAGI LARIS MURAH MERIAH BAHAN ROUGH AKIK MIRAH : https://shope.ee/5Ur6LLdJc8
Batu Akik Jungjung Derajat
Aizan, pemilik Galeri Rumah Batu Bengkulu, mengatakan para kolektor percaya bahwa batu akik dengan motif Junjung Derajat dapat meningkatkan status pengguna batu dan menarik uang.
BERKUALITAS MURAH MERIAH BATU AKIK NATURAL SUNKISH CHALCEDONY GARANSI ASLI : https://shope.ee/6UkpoDkWJ6
Batu Akik Junjung Derajat, Antik, Jam & Perhiasan Di Carousell
“Motif ini paling laris, harganya tergantung jumlah garis, warna dan tingkat kemurnian dan kekerasan batu kristalnya,” kata Aizan di Bengkulu, Rabu (18/3/2015).
REKOMENDED MURAH MERIAH PROMO NATURAL RED CARNELIAN CHALCEDONY SUPER : https://shope.ee/30AxdwBSpF
Harga yang dipatok dari jenis batu ini mulai dari 2 juta hingga 500 rupiah, yang paling mahal adalah jumlah batu bermotif Junjung Derajat dengan 8 dan 9 garis dengan minimal 5 variasi warna dalam satu batu.
Aizan mengatakan, pengikut jenis ini adalah pejabat, pengusaha, dan pejabat partai politik. Mereka biasanya berburu batu melalui pendukungnya yang datang langsung ke Bengkulu.
Akik Junjung Drajat Multi Colour Antik
Jenis lain yang banyak dicari oleh kolektor adalah angka 8 dan 9 yang diyakini memiliki nilai khusus oleh kolektor tradisional Tionghoa. Ada juga batu dengan motif ikan mas dan arwana yang dipercaya membawa keberuntungan bagi pemakainya.
Deswan HP, pengusaha asal Jambi, mengaku membeli batu akik motif Junjung Derajat seharga 8 juta rupiah. Ada 8 garis dalam 5 warna di atas batu yang dikenakan oleh seorang pria yang bekerja di sebuah perusahaan listrik di Bangkok, Thailand.